ads1

Khamis, 21 September 2017

AKU RELA “MENDERMA SUMSUM TULANG BELAKANG” KEPADA MERTUAKU, TETAPI SELEPAS MENDERMA, MERTUAKU MASIH BERSIKAP JAHAT PADAKU! 5 TAHUN KEMUDIAN PENYAKITNYA DATANG KEMBALI DAN SUAMIKU BERLUTUT MEMINTA AKU DERMA SEKALI LAGI PADA IBUNYA. INI JAWAPAN AKU.

Aku Rela
Aku dan suamiku baru menikah 2 tahun. Hubungan rumah tangga kami sangat bahagia. Hanya mertuaku saja yang tidak senang dengan kehadiran aku. Dia sampai sekarang masih menganggapku orang asing walaupun aku sudah berkahwin dengan anaknya.
Aku Rela
Selepas 6 bulan berkahwin, mertuaku telah jatuh sakit dan menderita penyakit tumor di bahagian sumsum tulang belakangnya. Sehingga satu tahap kami harus mencari orang yang sanggup mendermakan sumsum kepada mertuaku. Si penderma juga harus yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan mertuaku seperti jenis darah.
Alangkah hebatnya apabila ahli keluarga kami juga mendaftarkan diri sebagai calon penderma, Tetapi sebelum itu perlu melalui ujian saringan darah bagi memastikan ciri-ciri darah yang sesuai untuk mertuaku. Dari keputusan darah ini maka akan kita ketahui adakah seseorang itu layak dan sesuai untuk mendermakan sumsum tulang belakangnya kepada mertuaku. Termasuk aku pun ikut sebagai calon penderma.
Ini menjadi mimpi yang sangat ngeri pada diriku setelah doktor bagi rahu sumsumku yang paling sesuai untuk didermakan kepada mertuaku.  Aku pun terkejut, Di saat ini banyak perkara bermain-main di fikiran ku.
Aku Rela
“Siapakah aku harus mendermakan sumsum kepadanya? Mertuaku juga bukan suka pada ku? Adakah mertuaku akan terima sumsum ku?”
“Tapi jika aku tidak dermakan, lalu dia akan mati dan suamiku juga mungkin akan menyalahkanku.. bagaimana??”
Saat mertua tahu hanya sumsumku yang sesuai dengannya ia pun terus menangis dan memohon
“Kamu adalah menantu terbaikku, kamu adalah anak berbakti. Tolong selamatkan hidupku”
Tetapi orangtu aku pula tidak setuju dan aku juga tidak sampai hati melihat suamiku yang setiap harinya akan menangis kerana terlalu sedih memikirkan keadaan mertuaku. Akhirnya dengan berat hatiku aku memutuskan untuk mendermakan sumsum tulang belakangku.
Setelah derma hanya tuhan saja yang tahu kesakitan yang ku alami. rasanya sakit sekali, dalam masa 2 bulan aku hanya terbaring di atas katil kerana aku sentisa rasa lemah..
Aku Rela
Setelah mendapatkan sumsum tulang belakang dariku, mertuaku sihat kembali, tak lama kemudian dia sudah boleh keluar dari hospital dan boleh menjalani kehidupan secara normal. Sedangkan aku masih terbaring sakit di atas katil. Apa yang menyedihkan, mertuaku sama sekali tidak berusaha menjenguk atau bertanya khabar tentang aku, apalagi mengucapkan terimakasih. Aku kesal, tapi suamiku selalu akan menyebelahi mamanya bahawa mertua sangat sibuk.
Tapi saya berusaha tidak memikirkannya, saya pun fokus kepada kesihatan saya. Dan setelah pulih dari ksakitan akhirnya aku mengandung anak yang pertama. Suamiku tahu bahwa hubungan aku dan mertuaku kurang baik, oleh sebab itu dia sengaja meminta dia untuk merawat dan menemaniku selama aku hamil. Tapi tahukah apa respon mertuaku saat itu, dia menjawab:
“Kalian sudah besar, sudah punya keluarga sendiri, uruslah kepentingan kalian sendiri-sendiri, jangan bergantung pada orang lain!”
Aku Rela
Mendengar ucapannya, aku sudah boleh agak dari awal bahawa dia akan menolak. Akhirnya aku meminta ibu kandungku saja yang menjaga aku di rumah.
Aku Rela
Ketika usia kandunganku sudah membesar dan menjelang hari-hari terakhir sebelum bersalin, ayahku tiba-tiba terlibat dalam kemalangan sehingga ibuku harus balik ke kotanya untuk merawat ayahku. Sampai hari kelahiran anakku hanya suamiku saja yang menemaniku,
Dalam masa Zuo Yue Zi (perawatan setelah melahirkan) selama 1 bulan pertama, aku tidak keluar rumah, tidak melakukan pekerjaan rumah tangga dan hanya fokus terhadap bayiku. Saat satu bulan pertama inilah adalah hal yang paling menyiksa buatku. Tiap hari hanya sendirian di rumah dengan bayiku, suamiku tiap hari kerja, mamaku masih menjaga ayahku yang sakit, dan mertuaku sama sekali tidak menzuarahi cucunya sama sekali. Sejak saat itu aku bersumpah ‘aku tidak akan memperkenalkan anakku kepada mertuaku. Dan ketika ia membesar aku melarang memanggil dengan sebutan nenek!” Walaupun saya tahu bahwa itu perbuatan tidak baik dan termasuk durhaka.
Aku Rela
Sekarang anakku telah berusia 5 tahun, dan aku mendengar bahwa mertuaku penyakitnya kembali semhla. Suamiku pun berlutut padaku memohon meminta aku mendermakan sumsum tulang belakangku sekali lagi kepada mertuaku.
Aku Rela
Tapi dengan keras aku berkata “Balasan apa yang ia lakukan setelah aku memberikan sumsumku padanya? Sedikit pun perhatian dan kasih sayang tidak aku terima darinya! Jangan berharap aku akan mendermakan lagi ketika ia sakit apalagi menyumbangkan sumsumku padanya. Kalau kamu tidak setuju, kita boleh bercerai sekarang!”
Apakah keputusan yang aku ambil benar? Ataukah aku terlalu ego dan tidak berbakti pada mertua dan suamiku?
Sumber: Buzzhand

Tiada ulasan:

Catat Ulasan