Julie Mannix Von Zemeck dikirim ke rumah sakit jiwa pada saat ia masih berusia 19 tahun. Tapi, bukan karena ia memiliki gangguan mental, melainkan karena ia sedang hamil.
Julie sendiri dihamili oleh kekasihnya yang bernama Frank yang pada akhirnya ia tahu bahwa Frank ternyata sudah menikah. Akhirnya orang tuanya memaksa Julie untuk melakukan aborsi. Tapi, aborsi merupakan hal yang ilegal pada masa itu (tahun 1963). Ketika Julie memberitahu ibunya bahwa ia hamil, ibunya langsung mengira Julie mengalami depresi akut. Ibu Julie tidak ingin kehamilan anaknya ini merusak reputasi keluarga, jadi ia mengirim anaknya ke rumah sakit jiwa selama 7 bulan.
Julie sendiri menolak aborsi dan akhirnya ia melahirkan anaknya yang ia beri nama Aimee. Setelah anaknya lahir, ia menandatangani surat adopsi untuk menyerahkan anaknya ke orang lain.
Walaupun sebenarnya Julie tidak ingin menyerahkan anaknya, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Dia pun dipulangkan setelah ia melahirkan di rumah sakit jiwa.
Orang tuanya langsung mengadakan acara penyambutan ketika ia pulang ke rumah dan ia tahu bahwa selama ini orang tuanya mengatakan pada semua orang bahwa ia sedang berada di Afrika.
“Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi. Ini adalah rahasia orang tuaku. Siapa yang bisa berkata bahwa kamu mengirim anakmu ke rumah sakit jiwa karena ia hamil dan menolak untuk aborsi. Itu adalah hal buruk,” kata Julie.
Akhirnya, Julie pun pindah ke New York untuk menjadi artis.
Julie dan Frank menikah pada tahun 1965 setelah Frank bercerai. Mereka merayakan ultah Aimee, putri yang tak dikenalnya setiap tanggal 19 April. Akhirnya, setelah Aimee dewasa dan sudah berganti nama menjadi Kathleen Marie Wisler, ia baru mulai mencari ibu kandungnya.
Awalnya mereka bertemu lewat Skype dan kemudian bertemu langsung.
Surat Kathy untuk Julie dan Frank:
“Tidak pernah kubayangkan merasa menjadi seorang anak lagi. Dan kini aku, dirawat oleh dua orang tuaku yang tangguh dan selalu khawatir ketika anaknya sakit dan selalu menanyakan keadaan anaknya,” tulis Kathy. “Aku akhirnya merasa bahwa kami bertiga adalah keluarga yang tak mungkin terpisahkan.”
Kisah ibu dan anak ini pun dibukukan dalam buku berjudul Secret Storms.
Sumber:pawerviral.site
Tiada ulasan:
Catat Ulasan